welcome ....^_^

Jumat, 05 Desember 2008

Cerita Lucu


Di Sebuah negara Uni Eropa, sedang tersiar kabar bahwa seorang Teroris dari Indonesia telah memasuki eropa.

Jock, Seorang komisaris Interpol yang pernah bersekolah di Indonesia dipanggil untuk mengomandani operasi ini.

Dalam 5 Jam, Teroris tersebut berhasil di tangkap. Karena prestasi ini, Jock sang interpol di wawancarai oleh media massa.

Wartawan : "Bagaimana strategi anda menangkap teroris ini pak?"

Jock : "It's easy... saya menyebar seluruh anak buah saya dan satu setengah juta personel lain untuk berjaga di seluruh terminal bis di eropa."

Wartawan : "Loh bagaimana anda tahu yang mana yang teroris indonesia..?"

Jock : "Gampang, saya cukup memerintahkan anak buah saya untuk menangkap orang yang merokok di dalam bis kota. karena hanya orang indonesia yang merokok di dalam Bis Kota...."

Seorang anak bertanya kepada bapaknya,

“Papa.. cerita dong, tentang kelahiranku..”

“Hmm, anakku.. memang, sudah saatnya kamu tahu.. lima tahun lalu, papa dan mamamu pertama kali bertemu di sebuah CHAT ROOM YAHOO. Via E-MAIL, kami janjian kopdar (kopi darat) di sebuah CYBER-CAFE. Kami memesan tempat khusus. Mama setuju untuk men-DOWNLOAD dari HARDISK papa. Segera papa bersiap meng-UPLOAD.

Ternyata tak satupun dari kami memakai FIREWALL, dan sudah telat untuk memencet tombol DELETE. Akhirnya sembilan bulan kemudian muncul POP-UP kecil berisi pesan: YOU'VE GOT MALE...”


  • Memperoleh Hadiah HP Kecil Canggih

Suatu hari si Mamat diberikan sebuah handphone (HP) yang sangat canggih sebesar korek api oleh pamannya yang baru datang dari luar negeri. Biar pun kecil tapi sangat canggih buat komunikasi dan teknologi lainnya, juga dua buah koper besar.

Mamat senang sekali tapi juga rada bingung dengan dua buah koper besar tersebut, maka bertanyalah dia kepada pamannya untuk apa koper tersebut.

Mamat: "Terima kasih Paman atas pemberian HP-nya."
Paman: "Kembali."
Mamat: "Dua buah koper besar itu untuk apa Paman?"
Paman: "Itu penting buat kamu, itu baterai untuk HP-nya."


  • Baru Saja Mengenal Komputer

Ucup baru saja belajar mengenal dunia perkomputeran. Ada-ada aja kejadian yang dia alami.

Suatu siang Ucup menelepon toko tempat dia baru saja membeli printer barunya, "Halo, selamat siang, ini Ucup. Saya tidak bisa ngeprint nih Pak. Setiap saat saya coba klik 'print' di monitor saya malah keluar tulisan 'Can't Find Printer' (printer tidak ditemukan). Padahal printernya udah saya taruh persis di depan monitor lho, Pak!"

Pada hari yang lain Ucup ketakutan sebab dia menghilangkan sesuatu dari monitornya, dan menelepon sebuah toko komputer, "Wah ada masalah gawat nih, Pak. Temanku baru saja memasang 'Screen Saver' di monitorku. Tapi setiap saya menggerakkan mouse, 'screen savernya' hilang!"




Kamis, 04 Desember 2008

TV Pendidikan SMKN 1 Kedawung

TV Pendidikan SMKN 1 Kedawung

Alhamdulillah, pada hari selasa tanggal 5 Februari 2008 telah berhasil uji coba penyiran televisi edukasi pertama di SMKN 1 Kedawung. Siaran tv edukasi ini mengudara pada frekwensi VHF 222, dan signalnya haya bisa ditangkap dilingkungan sekolah dan sekitarnya. TV ini hanya diperuntukan kepentingan media pembelajaran di sekolah kami dan sekitarnya.

Perangkat sederhana, biaya ringan dan motifasi yang besar untuk pengembangan media pembelajaran ini mendorong dibangunnya media tv edukasi ini. Semua ini ditunjukan untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan proses pembelajaran di sekolah sehingga diharapkan dapat membantu peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMKN 1 Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Dengan mengudaranya tv edukasi ini diharapkan menjadi tatangan tersendiri bagi kami, sehingga kami punya pr besar untuk mengembangkan konten siaran yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran.

Banyak pihak yang akan terlibat, semua warga sekolah bahkan masyarakat sekitar akan terdorong untuk mengembangkan kreatifitasnya. Guru dan siswa yang akan menjadi objek dan subyek untuk pengembangannya.

Pengembangan perangkat penyiaran bukan menjadi prioritas, tetapi konten siaran menjadi target utama, sehingga beberapa semester kedepan fokus pada set up program penyiaran. Setelah konten bisa memenuhi target kebutuhan warga sekolah dan sekitarnya, selanjutnya kami akan berbenah untuk pengembangan perangkat penyiaran, sehingga bisa dinikmati oleh masyarat lebih luas lagi. Dengan demikian tujuan jangka panjangnya tv ini diharapkan akan menjadi icon untuk pendidikan di cirebon dan sekitarnya.

Semua akan beejalan sesuai dengan yang diharapkan apabila semua pihak memberikan dukungan.

Semoga. Amin.

5 Feb 08, ikhwanudin

Tutorial Kamera Video

Tutorial Kamera Video

KAMERA VIDEO,
Seringkali kita dibuat takjub, terperangah, dan terbawa emosi kita hanya dengan melihat tayangan gambar di televisi atau di film-film. Gambar dan suara yang ditampilkan telah tersusun rapi dan sarat informasi sehingga mampu mempengaruhi emosi penonton. Untuk menghasilkan sebuah gambar film yang baik sudah barang tentu berkaitan dengan cara pengambilan gambar dan proses editingnya
Setiap orang bisa membuat karya film video asalkan tahu dan paham proses pembuatannya dan cara-cara penggunaan peralatannya. Asalkan ada kemauan dan peralatan tidak susah untuk mempelajarinya. Apalagi saat ini kamera video sudah bukan barang asing lagi. Dalam lingkup keluarga pun sudah dikenal handycam, peralatan sederhana yang sudah dipenuhi beberapa fasilitas.

Pertama kali yang perlu kita ketahui untuk pengambilan gambar adalah pengenalan terhadap kamera. Kamera merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah pengambilan gambar. Tanpa menyepelekan bagian yang lain, tanpa kamera sebuah produksi tidak bisa berjalan, karena di kamera inilah gambar dan suara direkam ke dalam film atau pita video.

Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai kamera professional broadcast. Kamera handycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah, meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast (seperti : Sony seri DSR DVCam dan Canon XL-1). Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri. Kamera handycam ada beberapa jenis sesuai dengan format kasetnya :

Video 8
Hi-8
Digital 8
VHS-C
S-VHS-C
Mini DV
DVCam

Kamera Professional Broadcast juga ada beberapa jenis :

Hi-8 Pro
S-VHS
U-matic
Betacam
DVCPro/DVCam
Digital-9
Digital Betacam

Masing-masing jenis kamera mempunyai kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya mungkin fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang berbeda.

Pada dasarnya setiap kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1. Lensa
2. Tubuh Kamera
3. Recorder/VCR

1. LENSA
Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan ditangkap secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke permukaan tabung kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari optik ke elektrik).
Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya. Panjang fokal adalah jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus.

Ada beberapa jenis lensa, yaitu :

Lensa Normal
Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang dihasilkan dengan lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan datar. Tidak ada efek distorsi atau melengkung.
Lensa Wide/Sudut Lebar
Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang bisa ditangkap oleh lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan menggunakan lensa sudut lebar, kita tidak perlu mundur mengambil jarak karena ada beberapa bagian yang tidak tertangkap lensa, terutama pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur, keramaian sebuah pasar, dan lain-lain.
Lensa Tele
Lensa dengan focal length yang panjang, bila menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat sehingga kedalam menjadi kurang, keuntungannya kita bisa merekam gambar dari jarak cukup jauh tetapi dapat menghasilkan gambar seperti kalau kita dari jarak dekat. Selain itu penggunaan tele lens memberikan keuntungan pada kita akan ruang tajam yang sempit, sehingga kita dengan leluasa bisa melokalisir subyek, sementara yang lainnya akan terlihat blur. Kerugiannya disamping kedalam kurang, sedikit saja goyangannya pada kamera akan terlihat sekali dari hasil rekamannya, biarpun kita sudah memperoleh focus yang maksimal. Untuk menghindari goyangan kamera, kita bisa menggunakan tripod atau monopod.
Lensa Macro
Lensa ini sangat baik digunakan untuk merekam benda-benda kecil, seperti capung, serangga, buah yang kecil-kecil. Panjang fokal lensa macro antara 55-105 mm, tetapi didalam lensa macro (beda dengan lensa biasanya) ditambah beberapa jenis lensa sehingga kita bisa merekam gambar dari jarak dekat sekali, dan perbandingan antara subyek dengan yang ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1.


Lensa Vario/Zoom
Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai ke lensa tele. Jadi kita tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu lensa sudah mencakup semua jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

FOKUS
Secara sederhana kita artikan saja ketajaman dari suatu titik ataupun benda yang kita lihat dengan mata telanjang. Begitu juga bila mata kita melihat sebuah benda melalui viewfinder kamera, maka benda yang tampak di viewfinder tersebut mungkin tajam, mungkin pula tidak. Untuk mengatur agar benda yang kita lihat malalui viewfinder nampak tajam, kita harus mengatur focus dengan cara memutar gelang pengatur jarak yang ada pada lensa.

F-STOP, DIAFRAGMA
F-stop adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara panjang fokal dengan diameter lensa. Diafragma/Iris adalah bukaan lensa untuk menangkap sinar yang masuk. Semakin kecil angka f-stop, maka bukaan diafragma/irisnya semakin besar, dan sebaliknya semakin besar f-stop, bukaan diafragmanya semakin kecil. Pengaturan diafragma ini akan berkaitan pula dengan depth of field.

DEPTH OF FIELD
Yang dimaksud ruang tajam adalah ruang atau area pada foto semuanya akan terlihat tajam. Ruang tajam bisa kita atur sesuai dengan yang kita inginkan. Ruang tajam sangat dipengaruhi oleh seberapa besar aperture dibuka (besar bukaan diafragma), berapa milimeter panjang focal dari lensa yang digunakan, dan jarak lensa terhadap subyek yang akan dijepret. Semakin besar bukaan diafragma dan dengan kombinasi panjang focal lensa yang cukup panjang dan pengambilan dari jarak yang tidak terlalu dekat maka Depth of field menjadi sempit.

WHITE BALANCE
Salah satu kewajiban kita sebelum merekam gambar adalah harus mengeset white balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau video menerima cahaya dari 3 warna primer RGB, red, green, dan blue. Bila ketiga warna ini dipadukan dalam perbandingan yang sama, maka akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna putih inilah yang harus kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di lensa kamera. Padahal warna putih jika terkena cahaya warna lain sedikit saja akan berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-biruan. Jika di luar ruang/outdoor, maka warna yang ditangkap kamera video cenderung kebiru-biruan. Sedangkan di dalam ruangan/indoor cenderung kemerah-merahan.
Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi filter koreksi warna dan white balance yang dipasang di antara lensa dan tabung kamera. Pada umumnya kamera video dilengkapi 2 filter koreksi untuk outdoor dan indoor. Tetapi ada juga yang dilengkapi 4 jenis filter koreksi warna.



2. TUBUH KAMERA
Tubuh kamera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa menjadi sinyal elektrik. Di tubuh kamera ini biasanya juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas kamera, seperti white balance, steady shot, digital effect, shutter speed, dan lain-lain. Tergantung jenis kamera dan kebutuhannya.

VIEWFINDER
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat kita untuk bisa melihat obyek yang masuk ke dalam kamera. Pada umumnya viewfinder ini hanya monitor hitam putih. Tetapi ada beberapa yang berwarna seperti Handycam Sony dan Canon XL-1.
Dalam viewfinder biasanya disertai informasi fasilitas dan indicator pada saat rekaman, seperti indicator posisi kamera record atau pause/stand by, white balance, iris, dan battery atau kaset habis dan lain sebagainya.

3. RECORDER/VCR
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette Recorder) alat perekam gambar dan suara. Di beberapa kamera ada yang recordernya terpisah seperti jenis U-matic. Tetapi ada juga yang menjadi satu dengan bodi kamera. Kelebihan menjadi satunya bodi kamera dengan recorder adalah keringanan dan efisiensi waktu. Pekerjaan menjadi lebih mudah.

JENIS-JENIS SHOT

* CU (Close Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.

* MCU (Medium Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.

* BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.

* ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.

* MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.

* TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.

* ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
* Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.

§ OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.

SUDUT PENGAMBILAN KAMERA

1. High Angle (Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.

2. Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.

3. Low Angle (Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.

4. Obyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.

5. Subyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.

GERAKAN KAMERA

Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.

Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.

Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.

Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek

KOMPOSISI
Walking space dan Looking space
Dalam mengatur komposisi ketika kita mengambil gambar benda atau orang berjalan perlu diperhatikan ada ruang di depan benda itu sesuai arah hadap benda atau orang tersebut.

Head space
Komposisi ruang di atas kepala obyek atau suatu benda.

In (arrive/kedatangan) dan Out (go/kepergian)
Komposisi gambar yang menunjukkan bahwa suatu obyek itu bergerak mendekat atau menjauh.

Potongan Kencana
Dalam melakukan framing pada manusia perlu diperhatikan jangan sampai memotong gambar pada persendian. Jika hal itu terjadi seakan-akan obyek manusia yang kita ambil terpenggal, terpotong tepat pada persendian. Misalnya penggal leher, pergelangan tangan, siku, atau lutut. Agar tidak terkesan terpenggal ambil framing diantara persendian. Misalnya tangan di antara siku dan pergelangan tangan.

Rule of Third
Konsep ini hanya sebagai patokan dalam membuat komposisi. Andaikan layar monitor dianggap sebagai satu bidang persegi yang terbagi dalam 3 bagian.

GARIS IMAGINER
Garis imaginer digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar agar tidak jumping dan menjaga kontinyuitas gambar. Gampangnya kita bayangkan garis lurus yang memisahkan kiri dan kanan. Apabila kita meletakan kamera posisi di sebelah kanan, maka untuk pengambilan berikutnya (apalagi jika kamera tidak hanya satu) juga harus mengambil dari posisi sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya.
oleh : Budi Satriawan (Etnorefika)

Tips Presentasi



Tips Presentasi : Connecting With An Audience

Untuk mendapatkan perhatian dari audiens, cara yang paling efektif adalah
dengan menemukan apa yang menjadi kebutuhan mereka dan mempersiapkan diri
kita sebaik mungkin. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang penting pada
saat saat berbicara dengan audiens. Ketika anda "terhubung" dengan audiens
semua aliran energi mengalir antara anda dan audiens. Anda akan mendapatkan
feedback yang positif dan rasa kepercayaan diri jika anda berhasil
memperoleh perhatian audiens.

Bagaimana caranya agar kita terhubung dengan audiens? Pertama, pahami bahwa
presentasi adalah interaksi dua arah seperti tanya jawab. Kedua gunakan
teknik seperti cara dibawah ini. Perlu dicatat bahwa penggunaan teknik
dibawah ini harus melalui penelitian tentang karakteristik audiens terlebih
dahulu. Sebab jika anda mendesain presentasi anda untuk audiens yang tidak
tepat, tingkat pengetahuan yang tidak tepat dapat dipastikan audiens anda
akan bereaksi negatif.

Teknik untuk memperoleh atensi dari audiens dapat dilakukan pada keseluruhan
waktu presentasi. Jika anda presentasi dalam waktu yang panjang (full day
training season) pertimbangkan untuk menggunakan teknik ini setiap 20 menit
sekali atau kita anda merasa kehilangan atensi dari audiens.

Teknik meraih atensi audiens

* Pelajari background audies (usia, pendidikan, pengalaman etc)
* Fokuskan topik yang paling diinginkan audiens.
* Pilihlah judul presentasi yang mencakup pada topik yang diinginkan
audiens.
* Pastikan anda datang lebih awal disbanding audiens
* Pastikan fasilitas dan setting ruangan nyaman buat presentasi.
* Gunakan teknik pengenalan yang tepat dan relevan.
* Pastikan anda menampilkan body language yang menyatakan bahwa anda
senang berada disini.
* Sapalah audiens
* Pastikan audiens dapat mendengar dan melihat anda.
* Komunikasikan tujuan anda dan pastikan anda merencanakannya dengan
baik
* Selama presentasi:

* Tampilkan sisi positif dari diri anda dan tidak perlu mengucapkan
kata-kata maaf.
* Pastikan suara anda cukup antusias
* Jangan cemberut dan murah senyum
* Ajukan pertanyaan
* Gunakan humor yang cukup
* Gunakan eye contact
* Jangan ragu untuk memuji audiens
* Bagikan yang menjadi perhatian audiens
* Gunakan teknik story telling, dengan cerita yang personal
* Berikan tugas atau sesuatu yang harus dikerjakan audiens
* Tunjukkan teknik mengatasi masalah
* Nyatakan sudut pandang anda
* Berbicaralah dengan menggunakan kosa kota sesuai dengan latar
belakang audiens.
* Gunakan alat bantu seperti gambar dan makalah presentasi.

Disadur dari berbagai sumber

Pendidikan Untuk Semua Dan Multimedia


PENDIDIKAN UNTUK SEMUA DAN MULTIMEDIA

A. PENDIDIKAN UNTUK SEMUA


Pada awal tahun 1987 UNESCO mencanangkan program Pendidikan Untuk Semua (PUS) di kawasan Asia-Pasifik dengan program APPEAL (Asia-Pacific Programmes on Education For All). Atas prakarsa UNESCO, UNICEF, UNFPA, UNDP dan Bank Dunia pada tanggal 5-9 Maret 1990 diselenggarakan Konperensi Dunia tentang PUS di Jomtien, Thailand, yang melahirkan Deklarasi Dunia Pendidikan Untuk Semua. Program ini meliputi Pemberantasan Buta Aksara, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Berkelanjutan. Secara ringkas program ini berisi antara lain:

Pemenuhan kebutuhan belajar dasar dari setiap anak, remaja dan orang dewasa. Kebutuhan tersebut meliputi kemampuan dasar utama untuk mendukung belajar (melek huruf dan angka, kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah) serta materi dasar belajar yang meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, norma/sistem nilai dan sikap budi pekerti yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, mengembangkan potensi diri dan hidup secara pantas dengan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan belajar bagi setiap anak, remaja dan orang dewasa, diperlukan komitmen untuk hal-hal berikut (a) Penyediaan akses layanan pendidikan secara tak terbatas dan mendorong tercapainya pemerataan kesempatan pendidikan; (b) Pemusatan pada hasil belajar. Perluasan kesempatan belajar harus tercermin pada pengembangan yang nyata baik bagi individu dan masyarakat, bukan semata-mata peningkatan angka partisipasi; (c) Perluasan sarana dan ruang lingkup pendidikan dasar: (i) Belajar dimulai sejak usia dini. Pengaturannya melibatkan keluarga, masyarakat dan institusi yang relevan. (ii) Sarana belajar untuk anak-anak adalah sekolah dasar, untuk remaja dan orang dewasa bervariasi sehingga perlu dipenuhi melalui berbagai pendekataan. (iii) Seluruh fasilitas dan jalur komunikasi yang tersedia (perpustakaan, radio, televisi, dan media lain) harus dimanfaatkan dalam PUS.

Dalam kaitannya dengan program pemberantasan buta aksara, pemerintah telah melaksanakan pemberantasan buta aksara fungsional dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap warga belajar melalui kegiatan membaca, menulis, berhitung, dan praktek keterampilan. Bahan belajar untuk program ini disesuaikan dengan minat dan kebutuhan belajar masyarakat serta difungsikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupan mereka.

Dalam kaitannya dengan pendidikan dasar, program PUS telah dilaksanakan yaitu Sekolah Dasar, SDLB, SD Kecil, Madrasah Ibtidaiyah, dan Paket A; sedangkan tingkat SLTP dilaksanakan melalui SLTP reguler, SLTP Kecil, SLTP/terpadu, SLTP LB, SLTP Terbuka, Kejar Paket B setara SLTP, Ujian Persamaan SLTP, MTs, dan Pondok Pesantren.

Dalam kaitannya dengan pendidikan berkelanjutan, telah dilaksanakan program Pasca Keaksaraan seperti kegiatan belajar di Taman Bacaan Masyarakat, kursus-kursus, dan berbagai kegiatan latihan keterampilan. Program kesetaraan seperti program Paket B setara SLTP, Ujian Persamaan SLTP dan SMU. Program perbaikan kualitas hidup, seperti program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Pembinaan Keluarga Sejahtera, Keluarga Berencana, Kelompencapir, Posyandu, Koperasi, dan kegiatan pembangunan masyarakat lainnya.

Di samping itu, PUS juga mencakup pendidikan di tingkat SMU/K dan pendidikan tinggi dalam program universitas terbuka, pendidikan dan pelatihan (diklat) dan kursus-kursus lainnya.

Program PUS yang kini sedang dilaksanakan dan dikembangkan setidaknya telah melibatkan tidak kurang dari 16 lembaga baik departemen maupun non departemen.

Dari uraian di atas jelas tergambar bahwa betapa luasnya cakupan PUS tersebut yang semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Apapun jenis dan jenjang PUS tersebut dapat dipastikan tidak akan terlepas dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah proses membuat orang belajar, membuat perilaku seseorang berubah baik dalam hal kognitif, psikomotor, maupun afektif. Proses pembelajaran terjadi akibat interaksi individu dengan sumber belajar yang ada disekitarnya baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan sumber belajar insani (guru/dosen/instruktur) maupun non insani. Salah satu sumber belajar yang bisa membuat orang belajar adalah media. Media memiliki berbagai jenis dan beragam fungsi kegunaannya mulai yang sederhana hingga yang canggih.

Sebagai sumber belajar, media tidak saja bisa melakukan sebagian fungsi guru/dosen/instruktur dalam menyampaikan informasi tetapi juga mampu menyampaikannya secara lebih jelas, lebih baik, dan lebih bervariasi. Oleh karena itu proses pembelajaran yang baik biasanya memadukan guru/dosen/instruktur dengan berbagai media yang sesuai untuk mencapai tujuan belajar. Apabila media yang digunakan lebih dari satu maka di situlah masuk konsep multimedia.

.

B. MULTIMEDIA

.

Multimedia dapat mempunyai sekurang-kurangnya dua pengertian, yaitu (1) Gabungan dari berbagai media (bahan cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio, siaran televisi) yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogram (various media). Multimedia ini lebih cocok dimanfaatkan untuk pendidikan yang bersifat massal. Penerapan multimedia dalam pengertian ini membutuhkan investasi yang besar pada sisi penyedia program pendidikan, tetapi hanya membutuhkan investasi yang relatif kecil pada sisi penerima; (2) Berbagai media yang terpadu (integrated multimedia) yang biasa dikaitkan dengan komputer multimedia. Multimedia ini lebih cocok untuk program pendidikan yang sifatnya individual/terbatas. Penerapan multimedia ini menuntut investasi yang besar di sisi penyedia program pendidikan dan pada sisi penerima program pendidikan harus ada peralatan yang menunjang.

Dengan demikian multimedia yang diharapkan untuk berkontribusi pada PUS adalah multimedia dalam pengertian various media yang mempunyai sifat massal dan investasi rendah sehingga menjangkau masyarakat yang seharusnya menjadi target program PUS.

Multimedia sangat potensial untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar, yang akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak saja bisa memperjelas sajian, tetapi juga lebih menghemat waktu belajar, lebih luwes, membuat apa yang dipelajari lebih tahan lama di ingatan, dan mampu memberikan “pengalaman lapangan” yang sulit dilakukan tanpa media tersebut. Pemanfaatan multimedia dalam proses pembelajaran telah membawa akibat munculnya alternatif pola pembelajaran baru yaitu: kurikulum - bahan belajar - siswa. Proses pembelajaran bisa berlangsung baik secara klasikal dalam kelompok besar, sedang, kecil maupun secara individual dan mandiri. Paket multimedia biasanya digunakan dalam belajar individual, mandiri, namun kadang-kadang digunakan pula dalam kelas di bawah bimbingan guru/dosen/instruktur. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila konsep multimedia sangat erat kaitannya dengan sistem pendidikan jarak jauh atau pendidikan terbuka yang mengharuskan siswa belajar secara mandiri. Konsep multimedia lebih dekat ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa (students centered oriented) bukan pendekatan yang berpusat pada guru (teachers oriented). Apapun juga konteks penggunaan paket multimedia pasti memiliki kadar interaksi yang tinggi antara siswa dengan bahan belajar.

Ada beberapa lembaga yang menyelenggarakan jasa pelayanan telekomunikasi dan multimedia. Salah satu diantaranya P.T. TELKOM yang mendukung kebutuhan infrastruktur dan layanan multimedia internet melalui visi “JALINAN MELATI” yaitu singkatan dari belajar, bermain, belanja, informasi, dan hiburan melalui layar televisi dan Personal Computer (PC).

Saat ini sedang disiapkan jenis layanan dalam bentuk paduan layanan edukasi dan hiburan atau yang biasa disebut sebagai layanan Edutainment. Layanan Edutainment pada tahap awal akan berisi layanan-layanan seperti: (a) Net Kuis, yang menawarkan kesempatan mengasah ilmu sambil berjuang untuk mendapatkan point (hadiah); (b) Net Tutor, yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mendapat pengetahuan pada bidang studi spesifik (bahasa Inggris, matematika, fisika, biologi, dan sebagainya); (c) Net Try Out, yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mengikuti Try-out dari suatu program pengajaran yang diujikan (Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, UMPTN).

Langkah-langkah untuk menyukseskan pengembangan, dan sosialisasi penggunaan layanan multimedia berbasis internet ditempuh melalui upaya menciptakan alat terminal yang mudah, murah, dan efektif sebagai alat akses ke dunia multimedia, agar segenap lapisan masyarakat dapat menggunakannya; menciptakan dan memperkaya muatan lokal yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

Keseluruhan konsep di atas diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat Indonesia yang selama ini ‘negatif’ terhadap internet, bahwa internet identik dengan adult site atau Junk Mail menjadi internet sebagai sarana belajar, bermain, informasi dan hiburan. Melalui tahapan-tahapan tersebut memberikan edukasi dan meningkatkan minat para pengguna untuk memasuki dunia multimedia dan pada gilirannya akan tercipta Masyarakat Informasi Indonesia (MII).

Implementasi visi ini memerlukan keterlibatan banyak pihak: sektor swasta, pengembang (provider), juga perguruan tinggi, dan dukungan pemerintah dalam suatu forum aliansi. Lembaga edukasi sebagai tempat pembentukan sumber daya inovasi sangat diharapkan untuk terlibat di dalam pengembangan aplikasi dan konten lokal yang khas Indonesia.

.

C. PROGRAM TEKNOLOGI KOMUNIKASI

.

Di Indonesia pemanfaatan teknologi komunikasi bagi dunia pendidikan baru dirintis sejak tahun 60-an yang ditandai dengan serangkaian pengkajian untuk masalah tersebut. Kesimpulan yang dihasilkan pada umumnya menyatakan dimungkinkannya pencapaian sasaran pendidikan melalui pengembangan teknologi komunikasi pendidikan, termasuk didalamnya siaran radio dan televisi.

Perlu dicatat bahwa pada akhir tahun 1971 mulai diadakan semacam percobaan atau eksperimen siaran radio (belum televisi) pendidikan pada empat propinsi sekaligus dengan tujuan yang berbeda. Di Jawa Tengah untuk peningkatan pengetahuan guru-guru SD, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertujuan guna meningkatkan efektivitas pelajaran SD dan SMP, di Irian Jaya dalam rangka memberi peluang atau kesempatan bagi guru-guru SD untuk memperoleh ijazah SPG, dan di DKI Jakarta bertujuan untuk membantu mengembangkan Proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar.

Pada tanggal 7 September 1973 diterbitkan SKB antara Ketua Badan Pengembangan Pendidikan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) dengan Direktorat Jenderal Radio, Televisi, dan Film (Departemen Penerangan) mengenai kerja sama penyelenggaraan siaran pendidikan (siaran sekolah).

Bahwa pemerintah, di dalam hal ini Depdikbud, sangat berkepentingan terhadap pemanfaatan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan kiranya memang tidak diragukan. Depdikbud sendiri dalam struktur birokrasinya mempunyai pusat pengembangan untuk kepentingan tersebut yang dikoordinasi oleh Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Dikbud). Pada sisi yang lain pihak swasta pun dalam perkembangannya menaruh perhatian pada pemanfaatan teknologi komunikasi tersebut. Sampai saat ini setidak-tidaknya ada tiga program besar tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan di Indonesia, masing-masing adalah program SMP Terbuka (SMPT), program Universitas Terbuka (UT), serta program Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).

Secara konseptual SMPT dikembangkan untuk mempertinggi daya tampung SLTP sekaligus meratakan pelayanan pendidikan dasar. Pada waktu SMPT dicanangkan di tahun 70-an yang lalu daya tampung SLTP masih sangat rendah.

Jasa teknologi komunikasi, di dalam hal ini modul dan program audio, dimanfaatkan untuk mensukseskan SMPT. Siswa tidak perlu mengikuti pelajaran secara reguler akan tetapi cukup memanfaatkan media yang ada. Pada akhir program siswa SMPT diperkenankan mengikuti evaluasi atau ujian akhir bersama-sama dengan siswa-siswa SMP reguler. Materi soal evaluasi akhir dan kriteria kelulusannya pun sama sehingga “nilai” sertifikat SMPT tidak berbeda dengan sertifikat SMP reguler.

Salah satu hasil evaluasi terhadap program SMPT dinyatakan sebagai “tidak mengecewakan”; adapun indikatornya antara lain pada tingkat kelulusan, kemandirian serta kelanjutan studi para lulusan SMPT.

Berbeda dengan SMPT, UT secara konseptual didisain pada awalnya untuk menampung “ledakan” lulusan SLTA, terutama SMU. Perguruan tinggi reguler, PTN, PTS dan PTK, terbukti tidak mampu menampung lulusan SLTA secara keseluruhan; dan akhirnya UT dijadikan pilihan.

Semula UT berhasil menampung sekitar 70.000 mahasiswa baru dalam sekali angkatan. Pada saat ini belum ada satupun perguruan tinggi yang sanggup menampung mahasiswa TPI yang didirikan 23 Januari 1991 bertujuan untuk menyajikan program-program yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah, SLTP, SMU dan pendidikan di luar sekolah. Misi TPI membantu mewujudkan hak seluruh warga negara Indonesia guna memperoleh pengajaran. Misi TPI ini lalu dideskripsi pada berbagai paket siaran yang komposisinya: siaran berita 12,50%, pendidikan sekolah 16,60%, pendidikan luar sekolah 16,60%, hiburan 31,90%, siaran niaga 20,00%, dan acara penunjang 2,40%.

Kehadiran TPI sekaligus merupakan manifestasi kepedulian swasta untuk memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan. Perkembangan TPI cukup konstruktif kalau dilihat dari jumlah jam siaran dan mutu penyajian program; namun berbagai keluhan masih sering dikomunikasikan masyarakat kepada penyelenggara TPI, antara lain menyangkut waktu siaran, misi siaran, kesesuaian program, segmentasi dan sebagainya.

Program yang tadinya dirancang oleh TPI sebaiknya disiarkan saja pada TVRI regional sehingga masing-masing “daerah” bisa menyesuaikan waktu (WIT, WITA, WIB) dan “local content” (pendidikan yang paling relevan untuk daerah itu). Bantuan keuangan semakin diperbesar untuk provinsi. Bisa juga tiap sekolah diberi paket video pendidikan mata pelajaran inti yang distandardisasikan misalnya matematika, budipekerti, bahasa (Indonesia, Cina, Inggris).